Ketika Kamu Merasa Gajimu Terlalu Kecil....

Guys, apa sih yang kalian rasakan ketika kalian sudah kerja susah payah tapi imbalan yang diberikan perusahaan (baca: gaji) tidak sesuai dengan pekerjaan atau ekspektasi kalian?
Kecewa? Sedih? Marah? Atau justru bersyukur? Saya rasa hanya ada 3 dari 10 orang yang memilih tindakan yang terakhir. Bersyukur karena masih punya pekerjaan, bersyukur karena masih diberi pemasukkan, bersyukur karena masih bisa kerkegiatan dibanding di rumah mau ngapain?

Saat ini saya merasakan apa yang menjadi judul di atas. Secara logika, sebagai lulusan S1 harusnya saya mendapat gaji di atas UMR (sekarang UMR Jakarta 3,1 juta). Tapi percaya atau tidak, saya digaji jauh di bawah itu. Untuk sebagian orang, hal ini sungguh tidak masuk akal. Terlebih lagi ini Jakarta. Mau makan apa dengan gaji di bawah UMR? Kasarnya, gaji tukang sapu aja lebih tinggi dari saya.

No no. Hati nurani saya berkata lain. Seharusnya saya tidak menganggap itu gaji, tapi sebagai ucapan terima kasih dari pemilik usaha itu. Memang diawal saya pernah bilang kalau saya tidak menuntut upah, karena niat saya adalah membantu. 'Gaji' yang saya terima itu sebagai uang makan dan pengganti transport saja karena saya membantu usaha di sini bahkan datang ke tempat itu setiap hari. Saya mencoba untuk bersyukur. Setidaknya masih ada kegiatan sambil mencari kerja di perusahaan baru (saya memang hanya membantu sementara sambil mencari kerja).

Guys, kalau mau jujur saya sangat kesulitan untuk mengatur keuangan. Saya tidak mau besar pasak daripada tiang. Segala sesuatu harus saya pikir 1.000 kali sebelum mengeluarkan uang. Dulu saat saya masih bekerja, saya berusaha untuk mengurangi pengeluaran keluarga. Setidaknya saya bisa membeli lauk untuk makan malam, membelikan adik-adik saya baju (koleksi baju mereka tidak banyak, hanya cukup), membeli kebutuhan saya dan adik-adik saya, dan sebagainya. Saya juga masih bisa menabung 55-65% dari gaji saya.
Sekarang? Saya bisa nabung 25% di bank, abis itu ditarik lagi melalui ATM. Duit itu cuma numpang lewat... :'(
Tapi kembali lagi, saya bersyukur. Meskipun susah untuk nabung bahkan bisa dikatakan ga bisa, tapi masih ada pemasukkan.

Saya rasa sangat egois kalau saya hanya mengeluh untuk ini dan itu. Hal yang selalu saya coba untuk ingat senantiasa adalah Tuhan tidak pernah membiarkan anak-Nya kelaparan, kok :) Dia tidak akan membiarkan anak-Nya jatuh sampai tergeletak. So, apalagi yang menjadi alasan saya untuk mengeluh?

Remember, hidup ini terlalu pendek untuk dikeluhkan. Mengeluh hanya akan memperburuk pikiran dan merusak kesejahteraan hati. Ya ya, mungkin kalian menganggap saya ini plin-plan. Di atas saya menulis kalimat-kalimat negatif yang seolah-olah penuh dengan keluhan. Tapi sebenarnya, bukan kalimat keluhan tersebut yang menjadi pokok bahasan dalam tulisan saya kali ini.

So, bagaimana dengan kamu? Apa kamu mengalami hal yang sama seperti yang sedang saya alami?
Trust me, HE never make you fail. DIA punya rancangan indah untuk setiap kita :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Ikut Rekrutmen di OCBC NISP (part 2)

Cerita Jujur dari Seorang RM Funding (1)

Pengalaman Ikut Rekrutmen di OCBC NISP (part 1)