Yuk Beli Sari Roti!

Masih ingatkah peristiwa demo 212 yang membuat ibukota heboh? Peristiwa tersebut masih segar dalam ingatan saya meskipun saya tidak melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri. Saya hanya melihat melalui video live streaming.

Saya menulis artikel ini bukan untuk membahas 'apa, siapa, mengapa, dan bagaimana' proses demo 212. Jujur, saya tidak tertarik dengan dunia politik. Saya pun tidak mengerti apa-apa tentang politik. Namun ada satu hal yang menggelitik hati dan pikiran saya paska demo 212.

Beberapa hari setelah demo 212, tersiar berita yang mengusung nama Sari Roti. Awalnya saya bingung, "Apa hubungannya Sari Roti dengan demo 212?" Singkat cerita, ternyata pada saat demo 212 ada pemborong Sari Roti. Roti tersebut (sepertinya) disediakan gratis untuk para pendemo (atau para pelaku aksi damai) ini. Setelah demo tersebut, ada pihak yang menyebutkan bahwa Sari Roti mendukung aksi damai tersebut. Tetapi pihak Sari Roti mengklarifikasi bahwa mereka tidak tahu menahu tentang dukungan aksi damai ini. Berikut kutipan dari sebuah media online


"SERAMBINEWS.COM - Awalnya Sari Roti menuai pujian setelah foto pembagian roti gratis Sari Roti untuk peserta demo 212 jadi viral namun setelah diklarifikasi justru berbalik arah.
Sebagian besar netizen yang mendukung demo 212 justru mencemooh dan menghujat."

Sumber : http://aceh.tribunnews.com/2016/12/09/sari-roti-diboikot-ini-asal-muasalnya

Berikut kutipan klarifikasi dari pihak Sari Roti

"......Dengan tidak mengurangi apresiasi kami atas Aksi Super Damai kemarin, dengan ini kami sampaikan bahwa PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. tidak terlibat dalam semua kegiatan politik. Kemunculan informasi mengenai pembagian produk Sari Roti secara gratis oleh penjual roti keliling (hawker tricycle), merupakan kejadian yang berada diluar kebijakan dan tanpa seijin PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dengan ini PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. menyampaikan bahwa:
Produk Sari Roti tersebut adalah produk yang dibeli oleh salah seorang Konsumen melalui salah satu Agen yang berlokasi di Jakarta.
Pihak Pembeli meminta agar produk tersebut dapat diantarkan ke area pintu masuk Monas dan dipasangkan tulisan “gratis” tanpa pengetahuan dan perijinan dari pihak PT Nippon Indosari Corpindo Tbk."

Akibat klarifikasi tersebut, para peserta aksi 212 merasa sakit hati lalu mencemooh Sari Roti. Cemoohan tersebut terus berlanjut sampai dua minggu (tepatnya sampai saat ini, saat saya menulis artikel ini) setelah berakhirnya aksi 212 tersebut. Jika Anda aktif di media sosial, mungkin Anda pernah menemukan foto Sari Roti diinjak, dan sebagainya, Bahkan ada sekolah di Surabaya yang melarang penjualan Sari Roti. Saya menemukan artikel yang ditulis oleh tabloidbintang.com


"Penghentian penjualan Sari Roti dilakukan karena pihak sekolah merasa tersinggung dengan klarifikasi yang dibuat PT Nippon Indosari Carpindo Tbk.

Perusahaan menyampaikan klarifikasi untuk membantah kabar ada bagi-bagi Sari Roti gratis saat aksi damai 212 di Monas, Jakarta Pusat.

Menurut Syaikhul, pernyataan PT Nippon Indosari Carpindo dalam klarifikasi bantahan itu seolah-olah aksi super damai 212 merupakan aksi yang bersifat politis. Padahal aksi itu, murni untuk membela Agama Islam dan murni untuk menegakkan keadilan."

Sumber : http://www.tabloidbintang.com/articles/berita/Peristiwa/55731-tersinggung-sekolah-ini-hentikan-penjualan-sari-roti-di-kantin

Saudara, saya menulis artikel ini bukan atas dasar apapun. Saya bukan anggota manajemen, karyawan, maupun pedagang Sari Roti. Saya hanya konsumen biasa. Tapi pernahkah Saudara berpikir bahwa ini semua memberi dampak yang sangat besar untuk perusahaan, terutama pedagang-pedagang kecil?

Saya mendengar bahwa banyak pedagang Sari Roti keliling yang mulai susah berjualan alias ga laku. Sebegitu besar ya dampaknya? Saya pribadi juga ga nyangka, tapi apakah Anda berpikir bahwa mereka (pedagang keliling) ini bisa saja kehilangan pekerjaannya? Hei, cari kerja susah loh. Apa Anda siap memberinya pekerjaan jika suatu saat mereka kehilangan pekerjaannya?

Kalau boleh saya memberi saran, sebaiknya hendaklah kita tidak mudah terprovokasi. Kenapa saya bisa bicara begitu? Karena saya yakin aksi-aksi yang dilakuka di media sosial (menginjak roti, dll) hanya untuk mengikuti TREN (hayo, Lo termasuk ga?). Saya memang tidak melakukan survei, tapi ingatlah bahwa sifat manusia itu mudah sekali terprovokasi. Lebih baik kita bantu saudara-saudara kita (baca: pedagang roti keliling) dengan membeli Sari Roti. Setidaknya, kita sudah membantu mereka untuk tetap memiliki mata pencarian. Yuk, beli Sari Roti!

So, think smart! Jangan bertindak dulu baru berpikir. TELAT keleus....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Ikut Rekrutmen di OCBC NISP (part 2)

Cerita Jujur dari Seorang RM Funding (1)

Pengalaman Ikut Rekrutmen di OCBC NISP (part 1)